Faruq Ikut Sahur
Hari ini bulan
Ramadhan hari pertama. Seluruh umat Islam mulai melaksanakan ibadah puasa. Pagi
itu baru pukul 02.30. Faruq yang biasanya bangun tidur pukul 05.00, tidak bisa
kembali terlelap ketika tak sengaja mendengar suara-suara. Faruq yang terbangun
pun berlari keluar kamar untuk mencari tahu dari mana suara itu datang. Setelah
mencari sebentar, akhirnya Faruq menemukan sumber suara yang membangunkannya
itu.
Rupanya suara
yang agak bising di pagi hari itu berasal dari dapur. Itu suara Umi yang sedang
memasak. Makanan yang sedang dimasak di atas penggorengan mengeluarkan suara
yang begitu nyaring. Hingga terdengar dari kamar Faruq.
“Umi, umi masak
apa?” tiba-tiba Faruq menyahut dari belakang Umi. Umi yang sedang memasak pun
menoleh, “Eh, Kakak. Kok sudah bangun? Dengar suara Umi masak, ya? Umi sedang
masak ayam goreng kesukaan Abi, Sayang.” Umi kini telah membungkukkan badannya
di hadapan Faruq.
“Kok Umi sudah
masak? Di luar kan masih gelap,” tanya Faruq ingin tahu sambil menunjuk jendela
dapur yang menunjukkan pemandangan gelap di luar rumah.
“Umi sedang
masak untuk sahur, Sayang.” Umi menjawab singkat sebelum teringat kembali pada ayam
yang sedang digorengnya. “Kakak sama Abi dulu, ya. Umi masak dulu. Nanti kalau
sudah matang, Kakak juga boleh ikut sahur.” kata Umi sebelum memanggil Abi
untuk menjemput Faruq dari dapur.
Abi mengajak
Faruq untuk menunggu di ruang makan. Meja makan sudah siap dengan piring dan
sendok yang tertata rapi di atasnya. Setelah duduk di salah satu kursi, Faruq
mulai bertanya lagi, “Abi, sahur itu apa?”
Abi pun
menjawab setelah mengambil 1 piring lagi untuk Faruq, “Sahur itu makan dan
minum sebelum kita berpuasa, Kakak. Supaya nanti kita tetap kuat walaupun ndak makan dan minum seharian penuh.”
“Oh, puasa itu
kayak Upin-Ipin ya, Abi?” tiba-tiba Faruq teringat pada serial animasi
kesukaannya. Abi tersenyum mendengar pertanyaan Faruq. “Iya, Kakak. Ipin dan
Upin kan juga sahur sebelum berpuasa. Selain supaya kita bisa kuat berpuasa,
sahur juga termasuk ibadah yang dicontohkan Nabi Muhammad,”
Kedua mata
Faruq seketika berbinar-binar meski baru bangun tidur, “Kalau begitu aku juga
boleh ikut sahur ya, Abi?”
“Iya, pasti
boleh kok.” jawab Abi sambil mengusap rambut Faruq yang masih berantakan. “Ayo,
Abi dan Kakak siap makan sahur ya,” sahut Umi yang datang dari dapur dengan
sepiring penuh ayam goreng yang begitu lezat aromanya.
Faruq, Abi, dan
Umi pun duduk di kursi masing-masing. “Kita berdoa dulu ya, sebelum makan,”
ajak Abi. Faruq dan Umi lalu berdoa bersama dengan dipimpin Abi.
“Nawaitu saumagadin an'adai fardi syahri
ramadhana hadzihissanati lillahita'ala.”
No comments:
Post a Comment