Friday, 15 May 2015

Sampai Sejauh Ini

Thursday, May 14, 2015
10:43 AM


Memutar balik waktu. Bukan untuk kembali ke masa yang dulu. Tapi hanya sekedar untuk mengenang yang sudah berlalu.

Hampir sembilan bulan lamanya, berjalan di titik ini. Menempuh perjalanan baru yang belum pernah teralami sebelumnya. Jauh sebelum sembilan bulan pertama ini dimulai, masa-masa yang begitu berat harus dilalui. Ya, masa satu tahun lamanya, yang berujung pada sebuah janji untuk tidak mengulangnya kembali.

Satu tahun kala itu, penantian, perjuangan, pengorbanan, jatuh, dan menyemangati diri sendiri. Itulah yang terjadi. Berusaha meyakinkan diri bahwa kesabaran pasti akan berbuah manis. Keikhlasan dan kesediaan hati untuk menjalani apapun takdir yang tersedia adalah yang memperkuat diri kala itu. Satu tahun yang penuh godaan prasangka. Penuh dengan tanya; kenapa? sampai kapan? harus bagaimana? Satu tahun yang tidak akan jadi seberat itu jika ada alternatif yang lebih realistis dan menarik untuk dipilih. Hingga akhirnya satu tahun yang berat itu pun diputuskan untuk berakhir. Ketika Dia memberikan kesempatan yang tidak perlu diragukan. Ketika takdir baik itu dinyatakan telah waktunya diwujudkan.

Ya, keyakinan itu jadi nyata. Percaya bahwa setiap manusia akan bertemu dengan takdir baiknya di saat yang tepat pastinya. Puji syukur bahwa kepercayaan itu tak terkhianati. Bahwa hamba yang kecil ini masih diberi bukti, harapan masih layak untuk digenggam. Mengobati hati yang sempat kecewa, menghidupkan jiwa yang tadinya dirundung duka.

Beruntung. Setiap manusia itu beruntung. Atau setidaknya, pernah beruntung. Maka, setiap orang pasti tahu bagaimana harus bersyukur. Bagaimana mereka harus memperlakukan keberuntungan yang mereka dapatkan. Karena keberuntungan itu memiliki 100% ketidakpastian. Maka sekali ia beruntung, mungkin pilihan terbaik ialah menikmati keberuntungan itu. Setidaknya, itu hal termudah yang bisa dilakukan. Sudah beruntung, lalu mau apa lagi?

Maka sembilan bulan yang lalu, takdir baik itu datang seperti sebuah keberuntungan. Setengah percaya, bahwa inilah buah manis dari beratnya satu tahun terakhir. Dan setengah lagi percaya bahwa ini adalah keberuntungan yang mungkin tidak akan datang kedua kalinya. Takdir baik yang datang kala itu, melebihi apa yang diharapkan. Mungkin itu yang disebut keberuntungan.

Jadilah sembilan bulan pertama ini resmi dimulai. Sembilan bulan yang jelas jauh berbeda dari satu tahun yang berat itu. Sembilan bulan yang bukannya tidak berat, tapi mungkin ini lebih baik daripada kembali ke masa satu tahun yang berat itu. Sembilan bulan yang mengubah banyak hal. Sembilan bulan yang kadang ada rasa ingin kembali kepada apa yang belum berubah dulu. Sembilan bulan yang meski berat tapi tetap menarik untuk dijalani. Sembilan bulan yang memunculkan pemikiran bahwa mungkin ini bukan yang terbaik, tapi setidaknya ini yang lebih baik.


Banyak yang telah terjadi. Bahkan kadang muncul rasa ingin berhenti. Tapi tentunya tidak dengan hanya berpikir satu kali. Masih ingat tentunya dengan janji sembilan bulan yang lalu. Bahwa tak ada waktu untuk kembali ke satu tahun yang berat itu. Tidak sedetik pun. Maka seberat apapun masa sekarang, adalah lebih baik melaluinya daripada menghindar. Percaya, bahwa masih ada rahasia lain dibalik apa yang ada sekarang. Dan keikhlasan menjalaninya adalah kunci untuk menguak rahasia itu. Janji, itulah yang harus ditepati. (fannie)

2 comments:

  1. Selalu suka sama tulisan kamu fan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah... jazakillah Murni...

      Apa kabar, cantik? Di mana dirimu sekarang?
      Kangeeen... kamu utang ngajak aku naik gunung beneran lho muur... :)

      Delete