Tuesday, 3 September 2013

Musyawarah Nasional 3 Forum Lingkar Pena 2013; Pembukaan dan Sidang Komisi

Jumat pagi (30/8), delegasi Forum Lingkar Pena Wilayah dan Cabang menuju ke Hotel Grand Santhi untuk mengikuti pembukaan Musyawarah Nasional ke-3 FLP 2013. Sesampainya di lokasi, peserta Munas disambut dengan sajian tarian tradisional Bali. Usai penyambutan tersebut, Setiawati Intan Savitri selaku Ketua Umum FLP memberikan kata sambutan yang dilanjutkan oleh kata sambutan dari perwakilan Kemeninfo RI serta pemerintah Bali. Musyawarah Nasional ke-3 FLP 2013 pun resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh  perwakilan dari Gubernur Bali.

Acara dilanjutkan dengan seminar nasional yang mengangkat tema besar munas 3 FLP, yakni “Quo Vadis Penulis Indonesia di Era Digital”.  Seminar nasional tersebut menghadirkan sejumlah tokoh literasi Indonesia serta beberapa pihak yang berkontribusi dalam era digital Indonesia. Mereka ialah Habiburrahman El Shirazy; penulis nasional, Oka Rusmini; penulis dan jurnalis Bali Pos, Ahmad Mabruri; perwakilan Kemeninfo RI, serta Hari Ahmad; perwakilan PT. Telkom.

Pembicara-pembicara dalam seminar tersebut menekankan bahwa di era digital seperti sekarang ini, penulis sebaiknya bisa lebih menyadari bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya mengkonsumsi bacaan tertulis cetak saja, namun juga sajian-sajian dalam bentuk lain. Seperti telah diketahui bahwa fenomena yang telah terlihat sekarang ini ialah tayangan-tayangan visual dari media televisi maupun sinema layar lebar. Realita inilah yang menjadi alasan sekaligus menjadi peluang bagi penulis untuk berkontribusi lebih, yakni dengan menghasilkan karya-karya yang juga dapat dinikmati secara digital.

Habiburrahman El Shirazy menegaskan bahwa di sanalah penulis FLP dibutuhkan. Di mana karya-karyanya lah yang seharusnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal senada disampaikan oleh Ahmad Mabruri dari Kemeninfo bahwa pemirsa Indonesia seharusnya bisa menikmati tayangan-tayangan digital yang lebih berkualitas dari yang sudah ditayangkan melalui media di Indonesia sekarang ini. Untuk itu, penulis-penulis dari FLP juga memiliki peran untuk berpartisipasi dalam menghasilkan tayangan digital yang lebih edukatif bagi masyarakat Indonesia.

Peluang di dunia digital ini akan mengantarkan dunia literasi Indonesia pada pencapaian yang sangat baik tentunya jika dapat dikawal dengan strategi serta penjaminan kualitas karya sebelum dilempar ke masyarakat. Semua ide dan harapan itu perlu diikuti dengan ikhtiar serta upaya yang serius dari FLP serta dari setiap penulisnya. Usai seminar nasional tersebut, peserta munas kembali ke Hotel Green Villas untuk mengikuti agenda pembagian komisi sidang serta sidang-sidang.

Setelah pembagian komisi sidang, pemaparan laporan pertanggung jawaban dari Badan Pengurus Pusat serta Dewan Pertimbangan FLP digelar. Agenda ini berlangsung cukup panjang hingga ditutup saat menjelang waktu maghrib. Meski sudah ditutup, namun hearing dari beberapa kritik serta masukan dari peserta munas terhadap LPJ BPP FLP akan dilanjutkan pada keesokan harinya, usai pelaksanaan sidang komisi. Dengan demikian, keputusan penerimaan LPJ BPP juga akan diambil esok hari.

Sidang komisi dilaksanakan pada malam harinya. Peserta munas dibagi ke dalam 3 komisi, yakni komisi A; AD/ART dan keorganisasian, komisi B; kaderisasi, serta komisi C; bisnis dan dana usaha. Di tempat yang berbeda sidang berlangsung dengan peserta yang berbeda pula sesuai dengan pembagian komisi. Agenda hari kedua pelaksanaan Munas ke-3 FLP 2013 pun berakhir dengan ditutupnya sidang komisi A pada tanggal 31 Agustus pukul 02.00 WITA. (fannie)

No comments:

Post a Comment