Jumat pagi (30/8), delegasi Forum Lingkar Pena Wilayah dan Cabang menuju ke
Hotel Grand Santhi untuk mengikuti pembukaan Musyawarah Nasional ke-3 FLP 2013.
Sesampainya di lokasi, peserta Munas disambut dengan sajian tarian tradisional
Bali. Usai penyambutan tersebut, Setiawati Intan Savitri selaku Ketua Umum FLP
memberikan kata sambutan yang dilanjutkan oleh kata sambutan dari perwakilan
Kemeninfo RI serta pemerintah Bali. Musyawarah Nasional ke-3 FLP 2013 pun resmi
dibuka dengan pemukulan gong oleh perwakilan
dari Gubernur Bali.
Acara
dilanjutkan dengan seminar nasional yang mengangkat tema besar munas 3 FLP,
yakni “Quo Vadis Penulis Indonesia di Era Digital”. Seminar nasional tersebut menghadirkan
sejumlah tokoh literasi Indonesia serta beberapa pihak yang berkontribusi dalam
era digital Indonesia. Mereka ialah Habiburrahman El Shirazy; penulis nasional,
Oka Rusmini; penulis dan jurnalis Bali Pos, Ahmad Mabruri; perwakilan Kemeninfo
RI, serta Hari Ahmad; perwakilan PT. Telkom.
Pembicara-pembicara
dalam seminar tersebut menekankan bahwa di era digital seperti sekarang ini,
penulis sebaiknya bisa lebih menyadari bahwa masyarakat Indonesia tidak hanya
mengkonsumsi bacaan tertulis cetak saja, namun juga sajian-sajian dalam bentuk
lain. Seperti telah diketahui bahwa fenomena yang telah terlihat sekarang ini
ialah tayangan-tayangan visual dari media televisi maupun sinema layar lebar. Realita
inilah yang menjadi alasan sekaligus menjadi peluang bagi penulis untuk
berkontribusi lebih, yakni dengan menghasilkan karya-karya yang juga dapat
dinikmati secara digital.
Habiburrahman
El Shirazy menegaskan bahwa di sanalah penulis FLP dibutuhkan. Di mana
karya-karyanya lah yang seharusnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal
senada disampaikan oleh Ahmad Mabruri dari Kemeninfo bahwa pemirsa Indonesia
seharusnya bisa menikmati tayangan-tayangan digital yang lebih berkualitas dari
yang sudah ditayangkan melalui media di Indonesia sekarang ini. Untuk itu,
penulis-penulis dari FLP juga memiliki peran untuk berpartisipasi dalam
menghasilkan tayangan digital yang lebih edukatif bagi masyarakat Indonesia.
Peluang di
dunia digital ini akan mengantarkan dunia literasi Indonesia pada pencapaian
yang sangat baik tentunya jika dapat dikawal dengan strategi serta penjaminan
kualitas karya sebelum dilempar ke masyarakat. Semua ide dan harapan itu perlu
diikuti dengan ikhtiar serta upaya yang serius dari FLP serta dari setiap
penulisnya. Usai seminar nasional tersebut, peserta munas kembali ke Hotel
Green Villas untuk mengikuti agenda pembagian komisi sidang serta
sidang-sidang.
Setelah
pembagian komisi sidang, pemaparan laporan pertanggung jawaban dari Badan
Pengurus Pusat serta Dewan Pertimbangan FLP digelar. Agenda ini berlangsung
cukup panjang hingga ditutup saat menjelang waktu maghrib. Meski sudah ditutup,
namun hearing dari beberapa kritik
serta masukan dari peserta munas terhadap LPJ BPP FLP akan dilanjutkan pada
keesokan harinya, usai pelaksanaan sidang komisi. Dengan demikian, keputusan
penerimaan LPJ BPP juga akan diambil esok hari.
Sidang
komisi dilaksanakan pada malam harinya. Peserta munas dibagi ke dalam 3 komisi,
yakni komisi A; AD/ART dan keorganisasian, komisi B; kaderisasi, serta komisi
C; bisnis dan dana usaha. Di tempat yang berbeda sidang berlangsung dengan
peserta yang berbeda pula sesuai dengan pembagian komisi. Agenda hari kedua
pelaksanaan Munas ke-3 FLP 2013 pun berakhir dengan ditutupnya sidang komisi A
pada tanggal 31 Agustus pukul 02.00 WITA. (fannie)
No comments:
Post a Comment