Monday, 17 June 2013

Segarkan Amanah dengan Cinta



Segelas air di tengah penyelesaian suatu pekerjaan pastilah menjadi sebentuk kesegaran tersendiri bagi yang meneguknya. Tak sekedar melepas dahaga, mereguknya pun mampu menyejukkan kembali niat untuk mencapai hasil terbaik dari sebuah karya. Menyesapnya saja semakin menghidupkan setiap sendi otot yang menggarap karya itu. Ya, setiap karya, apapun itu.

Celupan cinta, bagaikan katalis yang mampu memuluskan jalan suatu reaksi. Hanya tinggal diteteskan sedikit saja, maka efeknya akan terasa bagaikan letupan kembang api. Menyatu dan berpadu dengan apapun rasa yang semula terkecap. Menjadikan apapun rasa itu menjadi manis yang menyamankan hati. Ya, tak ada yang lebih baik dari itu.

Begitulah seorang manusia, bukan robot atau makhluk lainnya. Selalu istimewa dengan akal dan nurani yang menyempurnakannya. Sangatlah tidak bijaksana apabila kedua ciri khas tersebut tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Manusia, pasti yang bisa menyelesaikan masalah dengan akalnya. Sudah tentu yang mampu menimbang dan memilih dengan nuraninya. Lalu ketika keduanya mampu berjalan beriringan, jadilah ia mampu menyinergiskan seluruh organ tubuhnya dalam pekerjaan apapun yang digelutinya. Itulah cinta, yang mampu menghadirkan diri sepenuhnya.

Bagaimana menumbuhkan cinta itu? Akankah ia muncul dengan sendirinya?

Cinta, akan hadir seiring dengan berjalannya proses. Tahapan yang bersedia dilalui sepenuh hati, dengan segenap ketulusan dan penyerahan diri. Tanpa berlari dan terus menikmati. Maka cinta akan hadir di sela-sela perjuangan itu. Menyegarkan kembali setiap nuansa yang terbangun. Melengkapi setiap proses dengan rasa yang berjuta. Tak lagi hambar dan menjemukan.

Cinta akan mampu merealisasikan setiap ekspektasi yang terbangun. Menegaskan eksistensi dan menerangkan arti diri. Ya, cintalah yang akan menjawab setiap apa dan mengapa. Mewakili mereka dengan warna, rona cinta. Warna yang tak selalu merah muda, melainkan berbeda bagi setiap pemiliknya. Maka milikilah cinta dan segarkan karya itu dengan seteguk celupan warnanya. (fannie)

No comments:

Post a Comment