Thursday, 27 June 2013

Puteri Kolong Langit


Thursday, June 27, 2013
12:07 PM

Akulah Puteri Kolong Langit. Aku tinggal di Kerajaan Kolong Langit. Kerajaan yang letaknya paling tinggi daripada semua tempat di bumi. Dari atas sini, aku bisa melihat semua hal yang dikerjakan oleh manusia di muka bumi. Setiap manusia di bumi ini, tak terkecuali seorangpun.

Setiap hari aku menyaksikan banyak hal yang terjadi pada kehidupan manusia di muka bumi. Sungguh beraneka macam yang terjadi pada mereka, dan aku tidak bisa menahan perasaanku untuk tidak terlarut dalam apa saja yang mereka rasakan.

Terkadang aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak jatuh ke bumi. Ya, karena beberapa orang kuperhatikan dari atas sini tengah berduka. Mereka tampak begitu sedih, memilukan sekali. Aku tak pernah bisa membendung kepiluan itu tiap kali aku menyaksikan buliran air mata yang terbawa oleh angin terbang sampai ke kerajaanku. Sungguh, aku seperti menatap mata sedih mereka dalam buliran air mata itu. Bagai tak sanggup aku menatapnya. Ah, sepertinya aku tidak mampu jika harus menerima kemalangan yang begitu menyedihkan seperti yang mereka alami. Sepertinya masih lebih baik kehidupanku di Kerajaan Kolong Langit ini.

Tapi di lain waktu, aku merasa sangat iri dengan manusia-manusia di muka bumi itu. Bayangkan saja, berapa banyak tawa bahagia yang terdengar sampai ke kerajaan ini setiap hari. Tawa itu terdengar lepas sekali. Bagaikan tak ada beban sedikitpun dalam hidup mereka. Berbeda sekali dengan orang-orang yang bersedih-sedih tadi. Sampai-sampai aku dibuat penasaran oleh suara tawa yang lepas membahana itu. Aku pun menelungkupkan tubuhku di tepi taman kerajaan. Semua itu kulakukan demi bisa mengintip lebih jauh ke bawah sana. Melihat lebih jelas apa yang sebenarnya membuat mereka begitu bahagia.

Rupanya banyak sekali kulihat manusia-manusia yang tengah bercanda ria dengan orang-orang lain di sekeliling mereka. Entah, mereka semua hanya tampak begitu akrab. Saling mendukung, menguatkan satu sama lain. Entah, aku pun tak tahu pasti perihal apa yang mereka perbincangkan sehingga membuat mereka tertawa dengan riangnya. Tapi, aku hanya menyukai tawa mereka, itu saja. Lepas dan bahagia. Benar-benar suatu yang membuatku ingin juga merasakannya. Maksudku, bukan hanya tawa ceria mereka, tapi kebahagiaan yang mereka bagi satu sama lain. Ah, entah mengapa aku merasa kehidupanku di kerajaan ini tidak lebih baik daripada hidup manusia-manusia di bawah sana. Aku ingin lebih hidup lagi, persis seperti mereka.

Tapi, apa yang harus kulakukan? Bagaimana pula aku bisa merasakan juga apa yang mereka rasakan? Di kerajaan ini saja, tak ada seorangpun selain aku. Ya, aku. Puteri yang tinggal seorang diri di kerajaan ini. Entah, aku tidak mengerti mengapa aku hanya sendiri di sini. Tidak seperti manusia-manusia itu yang dikelilingi orang-orang yang tampak begitu menyayangi mereka. Menghibur mereka saat terluka, dan berbagi kebahagiaan saat salah seorang di antara mereka memperolehnya.

Apa aku harus ke sana? Ah, kenapa aku jadi ingin ke sana? Pergi ke bawah sana? Ke bumi itu? Apa aku harus benar-benar melakukannya? Tapi, bagaimana aku bisa melakukannya? Aku tak pernah pergi dari kerajaan ini sekalipun. Aku tak yakin dapat bertahan hidup jika aku meninggalkan kerajaan ini. Kehidupanku yang sebenarnya. Ah, bagaimana ini? Mana yang harus kupilih? Apa aku harus tetap di sini? Atau menyusul manusia-manusia itu ke bumi?

Tapi, tidak! Ini hidupku. Hidupku yang hanya milikku. Aku bisa mewarnainya dengan warna apa saja yang kumau. Aku bisa menyulapnya jadi lebih berwarna dari sebelumnya. Hidupku juga bisa lebih bermakna seperti hidup mereka. Ya, tak apalah. Aku memang sendiri di sini. Tapi bukan berarti aku tak bisa berkarya. Tentu . Tentu saja aku bisa.

Sungguh, aku berhutang budi pada manusia-manusia itu. Mereka. Merekalah yang telah membagi kisahnya padaku. Hingga aku bisa banyak belajar dari kisah-kisah itu. Ya, sekarang aku yakin. Aku juga pasti bisa lebih menghidupkan hidupku di sini. Sama seperti mereka. Ah, tapi mereka pasti bisa melakukannya lebih baik daripada diriku. Bukankah kehidupan mereka lebih sempurna daripada hidupku? Jauh lebih sempurna malah. Tapi, tak apa. Aku tak akan menyerah. Karena setiap kehidupan pasti punya kisahnya masing-masing. Begitupun dengan hidupku, yang tak akan kalah menyenangkannya dibandingkan kehidupan mereka. Mereka yang ada di muka bumi sana, dan aku yang hidup di atas sini. Di kolong langit.


#rooftopme

No comments:

Post a Comment