Thursday, 7 March 2013

It's Really Soon for Us!

Wednesday, March 06, 2013
3:49 AM

Satu-satunya jalan untuk kita bisa keluar dari sebuah tempat yang sudah kita masuki ialah dengan cara menemukan pintu keluarnya. Ya, sebuah pintu yang memang khusus disediakan untuk kita agar bisa keluar dari tempat itu dengan baik.

Sama halnya dengan kuliah. Menuntut ilmu di perguruan tinggi selama sekian tahun. Jelas sekali tujuannya untuk mengembangkan keahlian, memperdalam ilmu, serta sebagai salah satu batu loncatan untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Jika kita sudah masuk ke sana-menjadi salah satu mahasiswa di perkuliahan-maka kemudian satu-satunya pilihan yang kita miliki ialah keluar dari sana, tentunya dengan cara yang baik. Ya, dengan lulus, wisuda.

Segera atau pun tidak, kita pasti akan sampai pada satu waktu itu. Waktu di mana kita berhasil mencapai pintu gerbang terakhir untuk bisa mendeklarasikan diri sebagai seorang yang telah lulus dari perguruan tempat kita menuntut ilmu. Dan satu hal yang harus kita yakini ialah bahwa kita harus memiliki keinginan untuk menyegerakannya.

Lho, kenapa harus segera? Kok, buru-buru amat?

Memangnya apa lagi yang kita tunggu? Jika seluruh persyaratan akademik telah kita penuhi, bukankah tak ada alasan lagi untuk menunda kelulusan kita? Bahkan mungkin memang sudah saatnya bagi kita untuk memfokuskan diri pada hal itu.

Kita semua tentu masih ingat pada cita-cita kita yang telah bangun sejak awal. Mimpi-mimpi masa depan yang masih menanti untuk terrealisasi kelak. Bekerja, berbisnis, membangun rumah tangga, melanjutkan pendidikan selanjutnya, atau berbakti pada tanah air. Juga berbagai bentuk keinginan lainnya. Belum lagi beraneka ilmu dan tantangan kehidupan lainnya yang menanti kita di masa yang akan datang.

Ya, kita belum sampai ke sana. Kita masih di sini, di kampus. Sudah saatnya kita berpikir bahwa, kapan lagi kita menjemput impian itu? Tentu sekarang lah waktu yang tepat. Mumpung kita masih muda, selagi nikmat usia masih menyertai kita. Siapa yang tahu kapan usianya akan ditutup? Bagaimana pula jika ternyata kita terlanjur dipanggil sebelum sempat mewujudkan impian-impian kita itu? Maka, menjadi penting bagi kita untuk menyegerakannya. Berupaya sebaik mungkin untuk mengejar kelulusan kita.

Jangan khawatir! Meskipun kita mulai mempersiapkan kelulusan, bukan berarti kita akan kehilangan kesempatan untuk berkarya di kampus sebagai mahasiswa. Malah, pemikiran seperti itu sebisa mungkin kita hindari. Tenang saja! Kita toh hanya berupaya untuk menyegerakan kelulusan itu, bukan? Kita tidak lantas akan meninggalkan kampus esok hari. Kelulusan itu juga butuh waktu untuk dipersiapkan. Tidak bisa diraih dengan cara instan. Maka sudah barang tentu bahwa kita masih punya waktu berada di kampus, bukan? Waktu-yang walaupun terbatas-tapi tetap bisa kita manfaatkan untuk berkontribusi sebaik mungkin.

Ya, jangan sampai perkara kelulusan itu menutup mata dan hati kita. Membuat kita hanya memikirkan diri sendiri, seketika berubah apatis. Padahal, di tahun-tahun awal kuliah dulu, kita begitu aktif bertebaran di seluruh penjuru kampus. Ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi orang lain. Bukankah kita diwajibkan untuk berangkat berjuang dalam keadaan ringan maupun berat?

Meskipun mungkin sekarang sepak terjang kita menurun dalam perhelatan mahasiswa kampus, bukan berarti kita tidak mampu berkarya sama sekali. Kita harus tetap bisa membuktikan bahwa kita masih memperjuangkan apa yang kita junjung sejak dulu. Sama-sama berjuang bersama rekan-rekan mahasiswa lain yang masih aktif. Meskipun hanya porsi kecil yang kita kerjakan, namun itu tetap bentuk dari kontribusi yang bisa kita berikan.

Itu semua bukan tentang eksistensi. Bukan sekedar demi popularitas semata. Tapi alasan yang melatarbelakangi itu semua harusnya sama seperti apa yang kita perjuangkan dulu. Semuanya demi menyeru pada kebaikan. Menyerbarluaskan  setiap potong kebenaran ke seluruh penjuru kampus. Sama seperti dulu.

Dengan niat yang baik, niscaya satu bonus pun bisa kita raih dari sana. Bahwa ada sebentuk keteladanan yang bisa kita tunjukkan pada generasi-generasi sesudah kita. Semacam bukti bahwa membela kebaikan itu tidak terbatas usia dan waktu. Kapanpun kita bisa selalu menunaikan hal itu. Meski dalam skala kecil sekalipun. Dan semakin banyak orang yang mau melakukan hal itu, niscaya kebaikan akan semakin luas tersiar.

Hingga akhirnya nanti, kita bisa menutup perjuangan kita sebagai mahasiswa dengan karya terbaik. Kontribusi serta semangat juang terbaik yang akan kita lanjutkan di jenjang kehidupan selanjutnya. Kesiapan yang amat matang untuk kita bertempur lagi. Pun dengan kelulusan itu sendiri. Melangkah melewati gerbang terakhir itu dengan bangga, terhadap diri kita yang sudah berusaha semaksimal mungkin demi menunaikan segala amanah di masa kuliah dengan baik. Ya, totalitas tiada batas!

Image from:
http://img.okeinfo.net/content/2010/05/22/373/335346/tVVDdUp8hO.jpg 

No comments:

Post a Comment