Thursday, 12 April 2012

Dia ingin kita berbesar hati

Ketika berproses mencari sosok diri yang sesungguhnya,
mengapa hal ini terjadi?

Diri kita serasa dibunuh... dilukai bertubi-tubi...
Ingin rasanya mengelak, menolak untuk mempercayai kenyataan ini..
Tapi semakin kita berlari dari kenyataan itu, semakin sakit rasanya, semakin tidak rela..

Seperti bait sebuah lagu, tak ada manusia yang terlahir sempurna..
menyesali apa yang telah terjadi adalah sia-sia saja.
Namun, meresapi hal itu, hanya tersungging senyuman kecut.

Hati ini pun membantah.
Apa kita tidak boleh menjadi seseorang yang spesial?
Apakah tidak akan ada kesempatan bagi kita untuk menjadi yang istimewa?

Iri.
Pada akhirnya kita hanya bisa melihat.
Kita hanya bisa memandang gari kejauhan.

Mimpi.
Mimpi lah yang telah menghempaskan kita seperti ini.
Alih-alih ingin masa depan yang terencana,
malah nelangsa dihujam kecewa.

Bukan salah kita sepenuhnya,
karena kita telah mencoba.
Kita telah berlomba.
Namun, rencana-Nya memang rahasia-Nya semata.

Betapa pun seringnya batin ini dikhianati.
Betapa pun berlikunya jalur yang harus kita lalui.
Itu adalah kehendak-Nya.
Wujud percaya-Nya pada kekuatan kita.
Bukti perhatian-Nya pada ikhtiar kita.

Terlarut memikirkan hal tersebut,
hanya akan membawa kemelut.

Husnudzon.
Dia mempersiapkan segala yang terbaik untuk kita.
Dia memberikan segala hal di dalam kapasitas kita.

Terimalah diri ini selayaknya kita menerima orang lain.
Besarkan hati ini karena selalu ada cinta-Nya untuk kita yang selalu bersyukur.

*Untuk semua orang yang merasa belum menemukan keistimewaan dirinya.
  Karena menjadi diri kita sendiri adalah sebuah keistimewaan. 


No comments:

Post a Comment