Wednesday,
November 21, 2012
9:08 PM
Merasakan dinamika
hidup tentunya adalah sesuatu yang patut disyukuri. Seperti salah satu jargon
yang berbunyi "Life is never flat."
Ya, pada kenyataannya begitulah hidup.
Begitu pun ketika
kehampaan serasa menghantui diri, ketika kita mendapati bahwa hidup ini terasa
datar-datar saja. Tak ada gejolak berarti yang mewarnainya. Kaku. Menjemukan.
Kemudian kita pun
tak rela jika hal itu terjadi, apalagi terus-menerus. Mungkin ini salah satu
trik untuk mendinamisasikan hidup kita. Sedikit merasakan sensasi kejutan
seiring keberlangsungannya.
Ini seperti halnya
yang dicontohkan oleh teladan kita yang paling mulia. Wirausaha. Ya, beliau
mengajarkan pada kita untuk tidak hanya menimbun harta yang kita miliki di
tempat persembunyian yang paling aman.
Kekayaan yang kita
miliki, bukan semata-semata milik kita seorang. Namun sejatinya, itu hanyalah
sebentuk fasilitas bagi kita yang hanya dititipkan oleh pemiliknya. Maka
jadilah ia sebuah amanah bagi kita. Dan disini akan diuji kepiawaian kita
sebagai seorang pemimpin tentang bagaimana kita mengelola kekayaan tersebut,
dan mempergunakannya dengan segenap kebijaksanaan.
Aset. Semua itu
adalah sebentuk aset. Inventaris. Investasi. Mereka tidak akan bermakna lebih
jika hanya didekam di dalam brangkas penyimpanan. Ibarat kuntum bunga yang tak dipelihara untuk
bermekaran. Mereka hanya akan menguncup sepanjang waktu. Cantiknya tak akan
terpancar lebih. Sayang sekali.
Coba saja untuk
membiarkan mereka bermain bebas. Biarkan mereka berlari dan berkejaran
menikmati rona hidup yang berwarna-warni. Mengalir bersama dengan jatuh
bangunnya usaha kita. Sama dinamisnya dengan hidup kita. Akan lebih menarik
pastinya.
Beliau, teladan kita
mencontohkan untuk membuat harta kita tetap mengalir. Tidak hanya diam, dengan
kemungkinan hanya akan terus bertambah atau terus berkurang. Tak ada pilihan
lain. Kemanfaatannya pun tak akan termaksimalkan.
Beliau berusaha
untuk terus memutar asetnya dengan usaha jual beli yang halal. Berdagang. Tak
hanya itu, agar kesetimbangan asetnya pun tetap terjaga, tak lupa alokasi
asetnya demi kelangsungan dakwah dan kesejahteraan umat tetap diperhatikannya.
Begitulah yang beliau ajarkan pada kita.
Tak ada guna harta
itu berdiam dan menebal di saku kita. Padahal di luar sana tak terhitung lahan
yang bisa kita isi dengan amal terbaik. Di sanalah seharusnya kita pijakkan
kaki dan ulurkan tangan.
Dari sana lah hidup
kita akan terasa lebih dinamis. Bergerak dan terus bergulir. Kadang gejolaknya
sedikit menggelitik. Terutama ketika kerikil-kerikil kecil menggoda langkah
kaki kita. Jatuh lalu bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, dan seterusnya.
Tak akan berarti
nikmatnya jika kita hanya merasainya satu-dua kali. Karena semakin jatuhnya
kita sesekali, akan membangunkan kita berkali-kali lebih tegak. Begitulah
wirausaha.
Belajarlah untuk
mengamalkan apa yang telah dicontohkannya. Demi merasakan asiknya dinamika
hidup kita, juga demi kebermanfaatan aset hidup yang telah dititipkan oleh-Nya.
Buat mereka terus
mengalir, bergerak, dan bergulir. Demi hidup yang lebih dinamis, demi umat yang
kian sejahtera.
No comments:
Post a Comment