Mencoba memaknai satu kata sederhana itu. Kata yang begitu ringan untuk diucapkan, namun terasa berat untuk dimaknai. Mungkin seharusnya diberi sedikit penyesuaian di sini. Karena berat ringannya pemaknaan kata itu, tergantung pada karakter manusia yang memaknainya.
Berbicara tentang ambisi, ada berbagai sudut pandang yang kerap didefinisikan orang terhadapnya. Kata ini bahkan bisa begitu berharga bagi beberapa orang. Menjadi salah satu parameter keberhasilan hidupnya. Setiap orang pasti menyimpan ambisi tersendiri. Sadar atau tidak, besar atau pun kecil, ambisi itu pasti ada dalam setiap pribadi. Dan sedikit banyak ambisi itu tentu mempengaruhi setiap tindak dan lakunya.
Sejumlah orang begitu bersemangat dalam merealisasikan ambisinya. Segala upaya asalkan itu halal dilakukannya demi terwujudnya ambisi itu. Mereka rela mengesampingkan segala urusan yang memang tidak menjadi prioritas utama mereka. Terkadang bahkan prioritas yang bukan utama itu terasa amat terpinggirkan. Meskipun itu tidak hanya menyangkut kepentingan mereka sendiri.
Kemudian sebagian lainnya memilih memandang ambisi dalam kadar yang toleran. Mereka memilih untuk tidak mendewakan ambisi itu dengan pertimbangan bahwa pasti akan sakit jika ambisi itu mengecewakan mereka. Setelah semua mereka upayakan, mereka tidak ingin kekecewaan itu menghantam dan memukul mundur mereka dengan cukup keras. Ambisi itu bisa jadi cukup berbahaya bagi sebagian manusia. Dapat melambungkan seseorang setinggi awan, lalu di luar dugaan ia bisa jatuh berdebam ke bumi.
Ambisi bisa jadi kawan sekaligus lawan. Kenyataan ini menyerahkan keputusan di tangan kita. Apakah kita akan bertanding dengan seluruh senjata yang kita miliki, atau memilih untuk berperang dalam titik aman. Semua tentu memiliki keunggulan masing-masing. Dan setiap individu pasti mampu memutuskan pilihan terbaik bagi dirinya. Sesuai dengan karakternya, sesuai dengan kapasitasnya.
Berhati-hati pada ambisi agaknya juga diperlukan. Agar kita tidak justru dikuasai oleh ambisi itu. Agar kita tidak lupa pada siapa kita sebenarnya, dan apa yang menjadi tujuan akhir kita dalam berupaya. Apapun yang diniatkan hanya demi kepentingan dunia, maka yang akan diperoleh di akhir nanti hanya sebatas itu saja. Sejenak, sementara. Tapi apabila keinginan itu diikhtiarkan lebih dari sekedar untuk kebaikan dunia, maka kita akan mendapatkan lebih. Kepuasan dan kebanggaan tersendiri yang tidak dapat dibandingkan dengan penghargaan apapu di dunia ini. Keberkahan sejati yang pastinya sangat sulit kita temukan jika hanya berharap dari makhluk duniawi semata.
Semua ini tentang positioning. Pembawaan diri yang tepat. Pas, tidak berlebihan. Ambisi lah yang akan jadi teman sekaligus senjata pengendalian diri kita.
No comments:
Post a Comment