Kebangkitan selayaknya momentum yang mengawali
pertahanan baru sebuah lembaga. Benteng baru yang seharusnya jauh lebih kokoh
dari sebelumnya, dan selalu dapat melindungi lembaga tersebut dari
keterpurukan. Namun pada kenyataannya, seringkali sebuah lembaga justru
terperosok ke dalam lubang yang sama. Kejatuhan yang serupa kerap mewarnai
perjalanan setahun kepengurusan suatu lembaga.
Manuver-manuver perbaikan selalu diformulasikan di
awal kepengurusan. Namun, permasalahan yang sama kerap menjadi barrier yang terasa mengakar bagi
perkembangan lembaga tersebut. Tidak terkecuali lembaga dakwah kampus. Lembaga
yang idealnya memberikan kemanfaatan menyeluruh bagi segenap objek dakwah di
kampus, justru kerap tampak kehilangan taringnya. Kelesuan seolah menjadi
siklus regular yang sulit dihindari oleh para aktivis lembaga dakwah kampus.
Kini, 1433 menjadi tahun baru bagi generasi baru yang
beramanah memimpin dan menghidupkan lembaga dakwah kampus di UGM. Semangat
pembaharuan dibawa dalam darah perjuangan setiap penggerak dakwah demi
meneruskan cita-cita mulia lembaga-lembaga dakwah tersebut. Seperti
manuver-manuver kebangkitan yang diusung oleh Jama’ah Shalahuddin 1433. Dalam
sesi tanya jawab singkat dengan Mas’ul Jamaah
Shalahuddin 1433, Arif Nurharyanto (PS 09), ada beberapa rekonstruksi yang
diusung oleh kepengurusan JS tahun ini. Rekonstruksi ini difokuskan pada
perbaikan dari segi internal maupun eksternal. Secara internal JS 1433 memberi fokus
lebih pada peningkatan kapasitas diri kader melalui penguatan tradisi keilmuan,
serta penanaman semangat profesionalitas sebagai prinsip gerak dakwah.
Sementara itu secara eksternal, perhatian JS tahun ini terarah pada pembangunan
citra LDK sebagai rumah yang nyaman dan terbuka bagi semua kalangan, pengokohan
jaringan JS ke lembaga-lembaga nasional maupun internasional, serta perekatan
kembali hubungan Kajasha (Keluarga Alumni Jamaah Shalahuddin). Strategi utama
pembenahan kinerja Jamaah Shalahuddin ini diambil oleh Arif dan jajaran
kabinetnya sebagai bentuk koreksi terhadap kualitas hasil kerja JS pada
kepengurusan sebelumnya.
Langkah-langkah perbaikan juga dilakukan oleh
Keluarga Mahasiswa Muslim Pertanian (KMMP) pada kepengurusan 1433 ini.
Disampaikan oleh Dimas Zulizhar PT 09 yang menjabat sebagai Mas’ul KMMP 1433, bahwa terdapat
beberapa taktik perbaikan yang dilancarkan oleh KMMP tahun ini. Pembenahan ini
seputar perbaikan internal KMMP, berkaitan dengan metode dan intensitas syuro, penjalinan kerjasama yang lebih
intens dengan HMJ atau BSI, belajar dari pengalaman tahun sebelumnya terkait
penentuan strategi dakwah, serta peningkatan kualitas ruhiyah dari segenap penggiat dakwah di KMMP 1433.
Itulah secuplik dari berbagai pembenahan yang diambil
oleh berbagai lembaga dakwah di kampus UGM. Strategi-strategi di atas merupakan
wujud resolusi dari proses pembelajaran yang telah menempa mereka. Melalui
proses inilah suatu lembaga kemudian dapat berkembang. Belajar dari kesalahan
dan menentukan langkah strategis ke depan yang mampu membangkitkan kembali
semangat dakwah dalam nadi organisasi mereka. Semangat yang senantiasa di-refresh dari waktu ke waktu, sehingga
kebangkitan itu pun kian berkelanjutan. Tidak terputus di satu generasi saja,
namun temurun hingga penerus-penerus selanjutnya.
Semua itu adalah keniscayaan. Buah komitmen untuk
membangun sinergi serta komunikasi yang mantap. Efek dari proses transfer visi
yang berhasil dari generasi terdahulu ke generasi selanjutnya. Disempurnakan
dengan konsistensi semangat yang pantang putus dari generasi baru pengemban
amanah. Bukan tidak mungkin keberlanjutan itu tercipta. Bukan tidak mungkin kebangkitan
itu tetap terjaga. Dengan niat ikhlas, Lillah,
maka masa kejayaan suatu lembaga dakwah kampus akan bertahan lebih lama,
bahkan sangat lama. Saatnya para penggerak dakwah kampus mempertahankan
semangat kebangkitannya tanpa henti hingga tercapainya produktivitas dakwah
yang optimal. Saatnya bangkit, saatnya kontinyus berbenah! (fannie)
No comments:
Post a Comment