Friday, January 13, 2012
2:05 PM
Siapa aku?
Aku Fanny Purwati.
Ini tentang mimpiku.
Mimpiku menjadi seorang yang menginspirasi sebagai Pengajar Muda.
Bukan. Aku bukan salah satu dari Pengajar Muda yang telah berbakti di pelosok negeri membagikan ilmu kepada anak-anak di sana.
Atau aku lebih suka menyebutnya belum. Aku hanya belum menjadi bagian dari mereka.
Indonesia Mengajar.
Telah kukenal adanya gerakan ini sejak kali pertama diluncurkan tahun 2010 lalu. Saat itu aku baru saja menjadi mahasiswa baru, masih di tahun pertama. Begitu mengetahui info mengenai perekrutan mahasiswa-mahasiswa muda untuk diterjunkan ke daerah pelosok yang kekurangan sumber daya guru berkualitas, aku langsung bersemangat bukan kepalang. Kukatakan berulang kali pada temanku bahwa aku ingin turut mendaftar. Bahkan aku mengajak temanku itu juga untuk ikut mendaftar. Tapi sayangnya ketika kuteliti lebih jauh lagi, ternyata program ini hanya dibuka untuk freshgraduate. Ya, berarti aku harus menyelesaikan pendidikan S1-ku dulu baru bisa bergabung. Sedikit kecewa saat itu.
Ini tentang sebuah keinginan.
Yang lahir dari sebuah kesadaran.
Aku seorang mahasiswa.
Pemuda.
Akulah yang akan menentukan seperti apa negeri ini jadinya kelak.
Realita saat ini.
Siapa pun pasti ingin segera bertindak.
Tidak ingin melihat Indonesia berada dalam keterpurukan.
Tidak ingin menyaksikan negeri ini kian miskin martabat.
Aku pun tak ingin tinggal diam.
Kulihat semua ini dari salah satu sudut pandang.
Bahwa kebobrokan ini tidak hanya bisa diobati dari atas saja.
Namun akan lebih konkrit jika ditambah kepedulian untuk membangun dari bawah juga.
Ini juga tentang hak.
Kesetaraan.
Siapapun di Indonesia berhak akan pendidikan.
Pendidikan yang akan mengantar siapapun menuju dunia yang lebih luas.
Tidak terkungkung, tidak terpasung.
Setiap anak Indonesia adalah aset.
Mereka yang akan membuktikan bahwa Indonesia di masa yang akan datang, akan berdiri sejajar dalam hal moral, martabat, serta kualitas, dengan negara maju manapun di dunia.
Miris. Ironis.
Pendidikan 'tradisional' yang masih dianut oleh sejumlah besar masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah terpencil, diperparah dengan akses dan fasilitas pendidikan yang sangat jauh dari memadai.
Itu realita.
Suka atau tidak,
itulah yang terjadi.
Aku yakin.
Negeri ini bisa bangkit, meskipun dengan gerakan-gerakan kecil namun yang lebih konkrit.
Aku yakin.
Anak-anak di pelosok itu, nantinya akan mampu membangun tanah kelahiran mereka, menjadi ranah yang lebih beradab, berbudi, dan berdaya saing.
Merekalah yang nantinya akan membangkitkan saudar-saudara mereka yang lain, untuk juga meraih peluang yang lebih terbuka untuk hidup yang lebih prospektif dan progresif.
Aku yakin.
Masa depan untuk mereka akan jauh lebih baik.
Sekarang,
yang perlu aku dan pemuda Indonesia lainnya lakukan ialah,
menyentuh mereka, membimbing tangan mereka menuju pintu pengetahuan.
Merangkul pundak mereka untuk menemukan keberanian.
Mengajak mereka bermimpi, melahirkan optimisme natural dari dalam diri mereka.
Itulah tugasku.
Sebuah langkah yang aku yakin akan dapat mewujudkannya bersama dengan Gerakan Indonesia Mengajar.
Betapa besar harapan hati ini dapat mengabdi di pelosok negeri melalui gerakan ini. Mungkin belum terbayangkan bagaimana sulitnya medan dan dinamika sosial yang nanti akan mewarnai hari-hariku.
Namun, yang sudah menghampiri benakku ialah, betapa bahagianya jiwa ini melihat anak-anak Indonesia mengikuti pelajaran di kelas yang amat mereka rindukan.
Menyaksikan putera-puteri bangsa ini tumbuh berkembang dengan nilai-nilai wawasan yang berpadu indah dengan budi pekerti.
Membersamai bibit-bibit pemimpin negeri ini memupuk mimpi mereka dan senantiasa menyiraminya dengan optimisme dan kepercayaan diri.
Ya.
Aku ingin menjadi seorang dengan tangan yang mewujudkan itu semua.
Aku ingin melunasi kewajibanku, berbakti pada negeri ini.
Biarlah keinginan ini yang selalu jadi pengingatku.
Biarlah harapan ini yang akan selalu mendorongku untuk segera dapat menjumpai wajah-wajah lucu itu di tanah kelahiran mereka.
Dan kepada ALLOH, Rabb-ku Yang Maha Memutuskan,
Kusampaikan harapan sekaligus doa ini untuk Kau wujudkan.
Izinkan aku menginspirasi mereka.
Kuterbangkan mimpiku bersama mereka.
Tepi Danau Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Bismillah, Indonesia Mengajar 2013.
ReplyDelete2 tahun lagi aku akan berada di salah satu desa di pelosok Indonesia.
Berbagi dan berbahagia bersama anak-anak Indonesia.